SUMATRA UTARA / NORTH SUMATRA

4 November 2009
WASPADA ONLINE

MEDAN - Setelah gencar melakukan pengerukan parit untuk mengatasi banjir, Pemko Medan melanjutkan pengerukan sendimentasi sungai-sungai yang sudah kritis.

“Dinas Bina Marga akan melanjutkan pengerukan sendimentasi sungai. Sedangkan pengerukan parit masih terus berlanjut,” kata Kadis Bina Marga Gindo Maraganti Hasibuan, tadi malam.

Menurut Gindo, ada lima sungai yang akan dikeruk yakni Sungai Putih, Babura, Selayang, Sulang Saling dan Sungai Deli. Rata-rata ketebalan sendimentasi sungai, ujar pakar pengairan itu, sudah memprihatinkan mencapai 2-3 meter. Tingginya sendimentasi membuat sejumlah titik mudah terjadi banjir disebabkan sungai-sungai itu tidak maksimal menampung luapan air dari drainase karena sendimentasinya cukup parah. Pengerukan sendimentasi diharapkan sejalan dengan perbaikan benteng dan pembersihan sampah secara berkelanjutan. Masyarakat tidak dibenarkan lagi membuang sampah ke sungai-sungai itu. Pengawasan akan terus dilakukan seperti penertiban terhadap bangunan dan pedagang yang beroperasi di atas parit.

“Pembenahan terhadap sungai juga akan sama dilakukan seperti pembersihan terhadap parit-parit,” ujarnya.

Gindo dari Jakarta mengatakan, untuk pembersihan sungai-sungai itu, pihaknya telah melakukan survei pengadaan alat berat. Survei ini dilakukan agar Dinas Bina Marga memastikan alat berat yang akan dibutuhkan ada di pasaran. Rencananya Dinas Bina Marga akan menambah alat berat stofel tiga unit lagi. Kegunaannya selain untuk mengangkut sampah-sampah sungai, juga untuk memenuhi permintaan camat melakukan pembersihaan di daerahnya masing-masing sehingga penertiban dan pembenahan bisa dilakukan serentak dan tidak tertunda. Selain menambah tiga stofel, lanjutnya, Dinas Bina Marga juga akan menambah satu unit long arm escavator yang bisa melakukan pengerukan dengan kedalaman 10 meter. Alat ini akan dipergunakan untuk pengerukan Sungai Deli yang kini kedalamannya hanya 1-2 meter dari 5 atau 7 meter.

Menurut Gindo, diharapkan dengan tambahan alat berat ini, Pemko mudah mengatasi banjir dan pembenahan kota tanpa harus tergantung dan menyewa alat berat swasta. Selama ini, lanjutnya, dinas teknis selalu terbentur minimnya alat berat sehingga penataan kota terkendala.

Sementara itu, pengamat lingkungan dari USU, Jaya Arjuna, mengatakan, pengerukan sendimentasi sungai, terutama Sungai Deli, sudah sangat mendesak. Dangkalnya sungai itu akibat sendimentasi membuat fungsi sungai tidak maksimal untuk menampung dan meneruskan air dalam debit yang tinggi ke laut.

Sebelumnya, Jaya Arjuna mengkampanyekan bahwa Medan belum butuh proyek kanal pengendalian banjir yang menghubungkan Sei Deli-Percut, telah menghabiskan anggaran tidak sedikit, asalkan pemerintah mau melakukan perawatan dan pengerukan sendimentasi Sungai Deli. Anggarannya jauh terkuras banyak untuk proyek itu dibanding untuk pengerukan dan perawatan Sungai Deli.

“Jika Sungai Deli dikeruk saja, Medan akan bebas dari banjir yang datang dari hulu,” katanya seraya menambahkan kenapa harus dibangun kanal yang pada akhirnya tidak berfungsi maksimal.

Jaya mengaku konsep itu telah disampaikannya kepada instansi terkait, namun tidak digubris. Pemerintah justru memilih untuk membangun kanal yang meskipun setelah proyek itu selesai dikerjakan, tidak efektif dan membutuhkan energi dan dana perawatan yang banyak setiap tahun. Beberapa titik pemukiman penduduk di Kecamatan Medan Maimun secara kebetulan bertempat tinggal di dataran rendah bagian alur Sungai Deli, tetap saja terkena banjir. Jaya mendukung upaya pemerintah atau pihak swasta yang mau melakukan pengerukan sendimentasi Sungai Deli mulai dari alur tengah sampai hilir.
(dat02/easpada)Sumber: Waspada online
Baca Berita lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar